Selamat Datang Di Bandar Uyah

Monday, December 11, 2017

MENAK JINGGO BUKAN RAJA BLAMBANGAN BAGIAN !

MENAK JINGGO BUKAN RAJA BLAMBANGAN BAGIAN !

Foto Hanya Ilustrasi
Stabilitas Majapahit sempat koyak akibat perang saudara selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang Paregreg (1401-1406 M).
Peperangan ini terjadi karena kekecewaan Pangeran Aji Rajanatha (Bhre Wirabhumi II) karena Dewan Saptaprabhu Majapahit lebih memilih Bhre Mataram Pangeran Wikramawardhana sebagai raja menggantikan Hayam Wuruk.
Mahapatih Gajah Mada sudah menjelaskan bahwa Pangeran Wikramawardhana (anak mantu baginda) tidak pantas sebagai putera mahkota, dan Pangeran Aji Rajanatha (anak kandung) baginda Prabu Hayam Wuruk jauh lebih berhak.
Kedudukan Mahapatih Gajah Mada yang sudah tidak sekuat dahulu membuat pendapatnya tidak lagi dianggap terlalu penting. Bathara Saptaprabhu tetap menempatkan Kusumawardhani dengan Wikramawardhana sebagai raja Majapahit yang baru. Karena itu Rajasanegara (Bathara ring Pamotan) yang merupakan pejabat Bhre Wirabhumi I, memanggil Pangeran Aji Rajanatha ke Pamotan untuk menjadi raja di Pamotan (Majapahit Timur) tahun 1401.
Kedhaton Majapahit Wetan di Pamotan/Porong (Sidoarjo) hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan di Trowulan. Perang Paregrek terjadi 1401-1406. Kedhaton Wetan/Wirabhumi berperang melawan Kedhaton Kulon/Trowulan.
Keraton Wirabhumi yang diperintah oleh Pangeran Aji Rajanatha bergelar Bhre Wirabhumi II berhasil ditaklukkan oleh Kedhaton Kulon karena penghianatan senopatinya sendiri, Raden Gajah.
Raden Gajah digelari Bhra Narapati oleh Wikramawardhana, seorang ksatria asal Probolinggo yang membelot ke pihak Majapahit setelah dijanjikan jabatan sebagai Bhre Wirabhumi ke-III.
Kisah ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran. Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Bhre Wirabhumi ke-III dengan nama Minak Jingga.
Adipati Kebo Marcuet inilah Bhre Wirabhumi, dan Minak Jingga tak lain adalah Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri.
Sepeninggal Prabhu Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Ratu Suhita, Bhra Narapati ingin melamar Kenconowungu/Suhita, Suhita menolak dan Bhra Narapati memberontak. Bhra Narapati kemudian digelari Menak Jinggo. Keraton Menak Jinggo ya di Pamotan/Porong.
Menak Jinggo berperang sampai terdesak ke kampung halamannya di Probolinggo karena dikeroyok Majapahit (Damarwulan) dari barat dan Menak Dadali Putih (Blambangan) dari timur.
Raden Arya Damar/Damarwulan (cucu Pangeran Aji Rajanatha), yang berhasil memadamkan pemberontakan Menak Jinggo.
Atas Jasa-jasa mereka:
a. Raden Arya Damar/Damarwulan diangkat sebagai Adipati Palembang oleh Prabustri Sri Suhita/Kenconowungu.
Dalam cerita rakyat, inilah kisah Damarwulan menikahi Ratu Suhita/Kencana Wungu. SALAH. Karena Kenconowungu sudah bersuami Raden aji Ratnapangkaja.
b. Menak Dadali Putih (Adipati Blambangan) mendapat otonomi khusus yang lebih luas oleh Prabustri Sri Suhita/Kenconowungu.
Dari sini terlihat jelas bahwa:
1. Menak Jinggo bukan Bhre Wirabhumi (anak Hayam Wuruk)
2. Menak Jinggo bukan raja Blambangan.
3. Raja Blambangan adalah Menak Dadali Putih bukan Menak Jinggo. Menak Dadali Putih adalah anak selir dari Pangeran Aji Rajanatha (Bhre Wirabhumi II), jadi masih keponakan Kenconowungu dan juga Paman Arya Damar.
4. Sekarang Menak Jinggo diabadikan sebagai nama supporter bola Probolinggo "The Jinggo Mania"
5. Kurang tepat jika orang Banyuwangi mengagung2kan Menak Jinggo sebagai raja dan pahlawan mereka karena Menak Jinggo memang penghianat.
Catatan:
1. Yang melawan Majapahit bukan Blambangan tapi Kedhaton Wetan (Wirabhumi) yg beribukota di Pamotan/Porong (Sidoarjo). Blambangan hanya salah satu propinsi yang menjadi bagian dari Wirabhumi ini. Propinsi-propinsi Wirabhumi saat itu adalah:
a. Kerajaan Lamajang,
b. Kerajaan Pakembangan/Bondowoso barat,
c. Kerajaan Kedhawung/Puger (Jember selatan),
d. Kerajaan Panarukan (Situbondo Barat).
2. Kedhaton Blambangan waktu itu tidak di Banyuwangi tapi masih di Kuthorenon Lumajang, menempati bekas kraton Pu Nambi (Kerajaan Lamajang Tigangjuru) yang dibangun ulang.
3. Selama ini kita anggap Bhre Wirabhumi putera Hayam Wuruk itu adalah Menak Jinggo, SALAH. Menak Jinggo yang selama ini diagung2kan orang Banyuwangi itu sebenarnya lebih tepat disebut Raden Gajah/Bhra Narapati, yaitu keponakan Bhre Wirabhumi II.
Menak Jinggo adalah RAJA WIRABHUMI ke-III di Sidoarjo, putera asli PROBOLINGGO.

Sumber Tulisan : Penulis Mas Aji Wirabhumi dan BLAMBANGAN KINGDOM X-plorer
Publisher : Bandar Uyah 

No comments:

Post a Comment