BANYUALIT, BANJIR DARAH YANG TERLUPAKAN 3
foto ilustrasi
Pertahanan yang kuat keturunan Untung Suropati dan Blambangan.
Setelah perjanjian Salatiga 1757, VOC mendapat dana yang cukup besar dari Mataram, persiapan menggempur Java Oostoek dimulai Ternyata persiapan penyerangan pada Java Oostoek tidaklah mudah, karena VOC memerlukan kekuatan tempur yang sangat besar untuk menghadapi kekuatan keturunan Untung Suropati dan Blambangan yang sangat kuat.
Keturunan Untung Suropati tentu sangat menyesalkan penyerahan Java Oosthoek oleh Pakubuwana II kepada Belanda, karena ayahanda Amangkurat III, telah ditolong dan dilindungi oleh Suropati. Ibarat kebaikan dibalas dengan penghianatan. Karena itu keturunan Untung Suropati segera memperkuat diri.
Sementara itu Blambangan memanfaatkan meningkatkan hubungan dengan Inggris, karena Inggris telah terusir dari Banten (1600), Jakarta, Banda (1625) maka hubungan Blambangan dengan Inggris sejak tahun 1600, telah maju dengan pesat dan Inggris mulai menjadikan Blambangan sebagai pijakan untuk menguasai Sumatera dan Borneo. (Stanford Raffless, History of Java. 140).
Karena Inggris telah memiliki hubungan yang sangat baik dengan Blambangan sejak tahun 1600, maka Inggris hanya membutuhkan pijakan di Sumatera.
Semula Inggris, berkeinginan mengikat perjanjian dengan Sultanah Aceh Zaqiyat ud din Inayat Shah, tetapi Sultanah menolak. Kemudian Inggris menghubungi kedatuan Baros dan Pariaman.
Baros dan Pariaman dapat menerima tawaran tersebut, karena VOC yang dikenal ganas juga mulai melirik Pariaman.
Tetapi dua hari menjelang keberangkatan armada Inggris ke Pariaman, Kedatuan Bengkulu juga mengirimkan utusan ke Inggris, meminta Inggris dapat melindungi Bengkulu dari penjajahan VOC.
Untuk diingat kalau VOC menekankan kekuasaan, sedang EIC (Inggris) menekankan hubungan dagang. Maka Inggrispun membangun pijakan di Bengkulu. (Alaan Harfield (1995): Bencolen : A history of the Honourable East India Company’s, Garrison on the west coast Sumatra (1685-1825).
Pada tahun 1685 utusan Inggris disambut Orang kaya Lela, dan Patih Setia raja Muda. Hubungan dagang kemudian dilanjutkan pembangunan Garrison (kompleks Militer) berupa benteng, yaitu benteng Malborough dan juga membangun faktory. (Firdaus Burhan (1988) Bengkulu Dalam Sejarah).
Bersambung
No comments:
Post a Comment