Selamat Datang Di Bandar Uyah

Monday, December 11, 2017

MELACAK JEJAK SONTOGUNO I Dan II Raja Panarukan Merdeka (1527-1601)

MELACAK JEJAK SONTOGUNO I dan II
Raja Panarukan Merdeka (1527-1601)
Foto Hanya Ilustrasi

Bhre Kertabhumi Girindrawardhana Dyah Ranawijaya (1486-1527) berkuasa di Daha.
Tahun 1527 ditaklukkan Sultan Trenggono Demak.
Menyelamatkan diri ke Tengger, kemudian diundang ke Blambangan oleh Menak Pentor (Raja Blambangan ke-7, 1500-1531) di Kedhaton Kuthorenon (Lumajang).
Sebelumnya sempat terjadi kesalahpahaman saat Pangeran Sontoguno (putera Girindrawardhana) menyerang Panarukan n merebut kota pelabuhan Blambangan itu.
Kemudian masalah diselesaikan dg damai oleh Menak Cucu, Adipati Candibang (Baluran). Kenapa Blambangan mau melindungi Girindrawardhana? Padahal hukum yang berlaku saat itu, siapapun yang melindungi penguasa yang lari akan dianggap musuh pula bagi penguasa yang baru.
Alasannya, Girindrawardhana adalah saudara ipar Menak Supethak (Adipati Garuda/Pasuruan). Menak Supethak dan Girindrawardhana sama2 menantu Patih Mahodara. Sedangkan Kakak ipar mereka (putera Mahodara) yang bernama Raden Permana adalah Adipati Sengguruh (Malang Selatan). Jadi hubungan keluarga ini sangat erat. Itu kenapa Pasuruan n Sengguruh perlu ditaklukkan oleh Sultan Trenggono Demak.
.
.
.
Putera2 Girindrawardhana ini bukankah seharusnya menjadi penerus tahta Sah Majapahit. Siapa dia?
1. Pangeran Sontoguno I, Raja Panarukan II.
2. Pangeran Karucil menjadi murid Syaikh Siti Jenar dan menjadi seorang Sifi, pengajar Thoriqot Ahadiyah di Kaki Gunung Argopuro (Probolinggo).
3. Pangeran Gogor, tewas saat melindungi ayahnya kabur saat penaklukkan Daha oleh Demak.
4. Dewi Rengganis, di Argopuro, ikut Wilayah Kerajaan Blambangan, Kadipaten Ketah.
5. Pangeran Dewa Agung, lari ke Klungkung Bali
6. Pangeran Arya Daha ini siapa? Apakah dia dan keturunannya yg menjadi raja kecil di Daha hingga suatu saat nanti ditaklukkan Trunojoyo untuk Mataram?
Sontoguno I hanya gelar (sepertinya diberikan oleh para Bajak Laut Bugis padanya), nama aslinya belum jelas. Tapi dia putra Brawijaya.
Nah, jika ternyata Brawijaya adalah Bhre Kertabhumi (Girindrawardhana Dyah Ranawijaya) berarti dia benar anak Brawijaya.
Sebelum perang Demak-Daha ke-3 tahun 1527, dia sudah tidak di istana Daha karena ikut saudaranya di Sengguruh n Pasuruan/Panarukan(?).
Disana lalu dipanggil oleh Menak Gadru (Gubernur Blambangan di Panarukan 1500-1546) untuk melobi para Bajak Laut.
.
Lompat cerita...
Saat Daha diserang Demak (1527), Penguasa Panarukan sudah ganti (tidak disebutkan). Disini terjadi kesalahpahaman. Sontoguno yang tadinya bermaksud membawa Brawijaya menyelamatkan diri ke Panarukan justru diperalat oleh para Bajak Laut untuk menaklukkan penguasa Panarukan itu. Disinilah dia mendapat nama Sontoguno.
Mengenai nama Sontoguno I dan II ini saya sendiri yang mengkodifikasi karena puteranya juga tidak disebutkan namanya.
Yang jelas tahun 1575 Panarukan diserang Gelgel-Bali dan Sontoguno I tewas. Puteranya (Sontoguno II) bersama mertuanya, Menak Cucu (Gubernur Blambangan di Candibang 1546-1575) lari ke Kuthorenon (ibukota Blambangan).
Sontoguno II akhirnya pindah dari Panarukan di pantai utara ke Kedhawung di pantai selatan bersama keluarga Blambangan yang selamat karena Kuthorenon juga dihancurkan, bahkan Menak Pati/Dalem Sri Juru tewas di tangan Patih Ularan Gelgel-Bali.
Anak-anak Sontoguno I ini yang lain masuk Kristen akibat dakwah Missie Portugis di Panarukan. Mereka dibabtis dg nama Pangeran Fransisco dan Pangeran Antonio. Namun keduanya dibunuh oleh rakyatnya sendiri karena dianggap meninggalkan ajaran agama leluhur.
Yang saya masih cari tau sampai kapan Girindrawardhana berada di Blambangan. Jika sekitar tahun 1531 Susuhunan Kalijaga berkunjung ke Kuthorenon saat penobatan raja Blambangan ke-8, Menak Pangseng (1531-1546), apa mungkin Susuhunan Kalijaga benar2 ketemu Girindrawardhana dan mengajaknya ke Gunung Penanggungan?
.
.
.
Panarukan tahun 1329 termasuk bagian dari Lamajang Tigangjuru wilayah yang dipimpin Arya Wiraraja, dilanjutkan menjadi bagian Wirabhumi sampai 1406 dipimpin Aji Rajanatha (Bhre Wirabhumi II).
Saat paregrek, saya menduga daerah inilah yang disebut sebagai Pakembangan wilayahnya Bhre Pakembangan (putera Bhre Wirabhumi). Di Bondowoso barat, atau selatannya Keta/Besuki ada kecamatan Pakem dan desa Kembangan.
.
Panarukan kemudian tidak jelas kedudukannya, kemungkinan menjadi bagian dari Lamajang antara 1461 s/d 1500 atau bagian dari Wirabhumi dipimpin Bra Narapati (R. Gajah) tahun 1407-1433.
Panarukan merdeka 1527-1600an.
Panarukan menjadi bagian dari Blambangan lagi sejak ada perkawinan politik dari Raja Sontoguno II (1575-1601) dg puteri Menak Cucu (Candibang) tahun 1600...
Sontoguno II memiliki menantu bernama Pangeran Mas Kriyan yang kemudian berebut tahta Blambangan dg Menak Lumpat pasca Dalem Sri Juru tewas 1575.
Catatan Penulis :
Menak Cucu adalah adik Raja Blambangan ke-7 Menak Pentor yang menjadi Gubernur Blambangan di Candibang/Baluran. Memerintah tahun 1546-1575 di Candibang dan pindah ke Kuthorenon 1575-1607. Tahun 1575 Candibang diserang Gelgel-Bali.

Sumber Tulisan : Penulis Mas Aji Wirabhumi dan BLAMBANGAN KINGDOM X-plorer
Publisher : Bandar Uyah 

No comments:

Post a Comment