Dari Majapahit - Kedaton Wetan - Blambangan - Malaka
Sultan Iskandar Syah (1396-1414 M)
Di awali saat penobatan Putri Mahkota Majapahit yakni Kusumawardhani Oleh ayahnya Rajasanegara dyah Hayam Wuruk, menciptakan kegoncangan di keraton Majapahit. Dimana pada waktu itu Sebenarnya Hayam Wuruk memiliki Seorang Putera meski dari istri selir, Yaitu Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha. Untuk Meredam gejolak , Hayam Wuruk mengubah keputusan awal, ganti menobatkan Keponakannya sekaligus menantunya yaitu Wikramawardhana sebagai Putera Mahkota Majapahit. Setelah Rajasanegara Dyah Hayam Wuruk Wafat, Wikramawardhana yang merupakan Putera sulung dari Pasangan baginda Paguhan Dyah Sumana dan Ratu pajang Dyah Nirtaja. Wikramawardhana memanjat Tahta sebagai Maharaja Majapahit kelima. Pada awal pemerintahan Wikramawardhana yang bertahta di Keraton Trowulan, menggantikan Rajasanegara dyah Hayam Wuruk. Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha sudah Bertahta di Blambangan sebagai Maharaja Kedaton Wetan. menggantikan sang kakek , Bathara Wengker Wijayarajasa.Maka yang terjadi kemudian semakin meruncing perseteruan antaraMajapahit dan Kedaton Wetan. Sehingga melunturkan persatuan dan kesatuan keluargna Girindra Majapahit. ada yang tegas mendukung Kedaton Majapahit ada juga yang sebaliknya. Seluruh keluarga Bhre Wengker Wijayarajasa seperti Baginda Matahun raden larang dan Sang Permasyuri Ratu Daha IV Indudewi, Teguh setia mendukung perjuangan Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha. Sangat mungkin juga diikuti oleh Patih Daha Arya Panular. Arya Panular menjabat sebagai Patih Daha menggantikan GajahMada. Arya Panular adalah adik kandung pendiri kedaton wetan Bhre Wengker Wijayarajasa. Kedudukan Patih daha Arya Panular sebagai adik kandung Bhre Wengker ini termuat didalam kakawin Negarakartagama. Keduanya merupakan Putera Arya Bangah, adik Raden Wijaya. Arya Panular menjadi Patih Daha II menggantikan Mpu Sora. Dari sumber lain juga disebutkan jika Patih Daha Arya Panular merupakan Keturunan Arya Bangah yang sejak awal menganut Islam.
Sultan Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha merupakan salah satu anggota keluarga Girindra yang memiliki hubungan dekat dengan Islam. Pada waktu itu Agama Islam masih terbilang agama minoritas. Tentunya Kedaton Wetan yang ketika itu berposisi dengan pemerintahan tandingan atau oposisi dari Majapahit.berjuang meraih dukungan dari beberapa kalangan minoritas. Hubungan ini kelak tersirat dari kunjungan pertama rombongan laksamana Islam Tiongkok Ceng Ho ke Kedaton Wetan di Blambangan. Kedekatan Hubungan Kedaton Wetan dengan Islam kelak terbukti pula dengan sejarah berdirinya Kesultanan Islam Malaka yang dibangun oleh Putera Sulung Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha yang dalam sejarah mengenalnya sebagai Baginda Parameswara. Baginda Parameswara Pendiri Kesultanan Islam Malaka ini adalah Bhre pakembangan Dyah Parameswara. dimana didalam pararaton tertulis :"Bhre Wirabhumi aputra jalu Mijil Bhre Pakembangan , Mokta nduking abuburon" jika diartikan yakni Bhre Wirabhumi memiliki Putra Bhre Pakembangan yang wafat ketika berburu.Ungkapan "abuburon" merupakan pralambang bahwa Bhre Pakembangan diburu pihak Majapahit , Bukannya sedang berburu hewan di hutan. sejarah menulis Bhre Pakembangan lolos dari Perang regreg (paregreg) menuju Malaka, beberapa waktu kemudian mendirikan Kesultanan Islam Malaka Dengan Bergelar Sultan Iskandar Syah.Sultan Iskandar Syah atau Bhre Pakembangan Dyah Parameswara (Paramisora) atau Putera Sulung Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha Mendirikan Kesultanan Islam Malaka dan Memerintah dari Tahun 1396 M sampai dengan 1414 M.Tongkat estafet Kerajaan Islam Malaka dilanjutkan oleh Puteranya yang sekaligus Cucu dari Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha Yaitu Sultan Muhammad Iskandar Syah. pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh Semenanjung Malaya. Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga cita-citanya dapat tercapai. Sultan Muhammad Iskandar Syah Memerintah selama 10 Tahun Yakni tahun 1414 M sampai 1424 M.Putra Sultan Muhammad Iskandar Syah sebenarnya melanjutkan Kepemimpinan Kerajaan islam Malaka. yang bernama Raja Ibrahim yang Bergelar Sri Parameswara Dewa Syah (Cicit dari Bhre Wirabhumi Aji Rajanatha). Namun masa pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat karena terbunuh. Selanjutnya Saudara seayahnya, yaitu Raja Kasim yang bergelar Sultan Mudzafar Syah.
Sultan Mudzafat Syah (1424-1458 M)
Kepemimpinan Kerajaan Malaka selanjutnya dipimpin oleh Sultan Mudzafat Syah dari Tahun 1424 M sampai 1458 M. Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), namun dapat digagalkan. selanjutnya Mengadakan perluasan wilayah ke daerah-daerah yang berada di sekitar Kerajaan Malaka seperti Pahang, Indragiri dan Kampar.Raja ke empat Kerajaan Islam Malaka Yakni putra dari Sultan Mudzafat Syah
Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
yang Bernama Sultan Mansyur Syah memerintah dari Tahun 1458 M sampai 1477 M. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Puncak kejayaan dicapai berkat Sultan Mansyur Syah meneruskan politik ayahnya dengan memperluas wilayah kekuasaanya, baik di Semananjung Malaya maupun di wilayah Sumatera Tengah (Kerajaan Siam berhasil ditaklukan). Raja Siam tewas dalam pertempuran , tetapi putra mahkotanya ditawan dan dikawinkan dengan putri sultan sendiri kemudian diangkat menjadi raja dengan gelar Ibrahim. Indragiri mengakui kekuasaan Malaka. Kerajaan Samudera Pasai, Jambi dan Palembang tidak serang karena menghormati Majapahit yang berkuasa pada waktu itu, selain itu Kerajaan Aru juga tetap sebagai kerajaan merdeka. Kejayaan Kerajaan Malaka tidak lepas dari jasa Laksamana Hang Tuah yang kebesarannya disamakan dengan kebesaran Patih Gajah Mada dari Kerajaan Mahapahit. Cerita Hang Tuah ditulis dalam sebuah Hikayat, Hikayat Hang Tuah.
Sultan Alaudin Syah (1477-1488 M)
Sultan Alaudin Syah Melanjutkan Pemerintahan sebagai raja ke Lima Kerajaan Malaka. Memerintah Dari tahun 1477 M sampai dengan 1488 M. dia merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri.Raja Keenam sekaligus raja Terakhir dari Kerajaan Malaka yang telah didirikan oleh Sultan Iskandar Syah yaitu Sultan Mahmud Syah Memerintah tahun 1488 M sampai dengan 1511 M.
Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)
Dia merupakan putra dari Sultan Alaudin Syah. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Malaka merupakan kerajaan yang sangat lemah, wilayah kekuasaannya meliputi sebagian kecil Semenanjung Malaya, hal ini menambah suram kondisi Kerajaan Malaka.
Pada tahun 1511 M, terjadi serangan dari bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso d̢۪Alberquerque dan berhasil Merebut Kerajaan Malaka. Akhirnya Malaka pun jatuh ke tangan Portugis.--------------------------B.E.R.S.A.M.B.U.N.G--------------------------------------------- Sampai Waktu Yang Tidak Dapat Di Tentukan -------------Sumber : Girindra Pararaja Tumapel Majapahit dan Malaka Kingdom
Sumber Tulisan : Penulis Amrin Dzar Al Giffari dan BLAMBANGAN KINGDOM X-plorer
Publisher : Bandar Uyah
No comments:
Post a Comment