Selamat Datang Di Bandar Uyah

Friday, December 8, 2017

BHRE PAKEMBANGAN

BHRE PAKEMBANGAN
Foto Ilustrasi

Majapahit bergolak. Hubungan politik antara kedaton wetan dengan kedaton kulon makin meruncing,
Aji Rajanatha (Bhre Wirabhumi II) sebagai anak laki laki Hayam Wuruk dgn istri selir merasa berhak atas tahta majapahit sepeninggal ayahandanya, Sementara menurut tradisi istana bahwa Kusumawardhani dianggap paling pantas menjadi penerus tahta majapahit karena Kusumawardhani adalah anak dari Permaisuri sah yaitu Sri Sudewi atau Paduka Sori.
Sementara itu di lain kesempatan tampil seorang pemuda gagah berbaju hitam lengkap dengan aksesoris bangsawan, sedang duduk bersila di hadapan raja kedaton wetan Aji Rajanatha.
Usia pemuda tsb tak kurang dari dua puluh tahunan.
"Ayahanda Prabu, kirannya keraton Pakembangan yg Ayahanda Prabu bangun buat Ananda baru akan bisa Ananda tempati satu bulan ke depan, mengingat masih banyak prajurit kita yg berjaga di perbatasan. Kita tahu akhir akhir ini prajurit prajurit dari kedaton kulon sering menyusup ke wilayah kita dan berupaya memata-matai kegiatan kita di wetan." Ujar si Pemuda yg ternyata adalah Paramasora, Putra tertua dari Aji Rajanatha Raja kedaton Wetan.
"Baiklah anakku, yg terpenting engkau tetap waspada dan selalu berkoordinasi dengan para Senopati yg aku tempatkan di setiap pos pos perbatasan,
Wilayah pesisir Utara Jawa sudah kita kuasai dan kita sangat membutuhkan dukungan politik para penduduk pesisir yg rata rata pendatang dari Daratan Tiongkok, Campa, Arab dan Gujarat. Aku sangat berharap kelak Engkaulah yg bisa menggantikan kedudukan dari tahta Ayahmu di keraton Wirabhumi."
Disaat bersamaan, rupanya kedaton kulon juga tengah disibukkan berbagai kegiatan yg dilakukan oleh para petinggi militernya terkait rencana besar mereka akan melakukan serangan mendadak ke kedaton wetan.
"Kakang Narapati, dengan bergabungnya pasukan Tumapel pimpinan Tuanku gusti Manggalawardhana ke kubu kedaton kulon, maka aku sangat yakin sekali kemenangan itu sudah sangat dekat dengan kita." Berkata Senopati Kebo Ungaran.
"Betul sekali Adi Kebo Ungaran, Rasanya gatal sekali tangan ku ini ingin memenggal kepala Aji Rajanatha.!!"
Keputusannya mengangkat Paramasora sebagai Bhre di Pakembangan sangat tidak adil buatku, sebentar lagi dendam ini akan terbalaskan." berkata Gajah Narapati dengan berai api.
Pada tahun 1404M perang antara kedaton kulon dgn kedaton wetan memang sdh pecah, dimana pihak kedaton wetan berhasil keluar sebagai pemenang, Namun dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 1406M dengan bergabungnya dua kekuatan baru yaitu pasukan dari Manggalawardhana dan juga tambahan pasukan pimpinan Aji Ratna Pangkaja, maka kekuatan kedaton kulon tidak bisa dianggap remeh.
Maka demikianlah, ketika pagi itu masih sangat gelap, ketika ayam ayam belom sempat berkokok menyambut mentari. Tak kurang dari dua puluh ribu pasukan majapahit kulon pimpinan Gajah Narapati. Manggalawardhana, Aji Ratna Pangkaja bergerak menuju perbatasan Pamotan,
Mereka melengkapi diri dengan senjata lengkap seperti pedang, tombak dan panah.
Serangan mendadak ini rupanya sangat mengagetkan para prajurit kedaton wetan pimpinan Paramasora. Dia tidak menyangka pasukan kedaton kulon datang begitu banyak laksana air bah mengepung disetiap penjuru Pamotan.
"Mundur..mundur..!!!" Teriak Paramasora meminta pasukannya mundur sambil terus bertahan...
"Paman Sutawirya, Aku perintahkan dirimu segera ke Keraton Wirabhumi untuk melindungi Ayahanda, kawal beliau menuju Bali. Sebisa mungkin aku akan bertahan disini menghadapi pasukan Gajah Narapati." berkata Paramasora sambil mengarahkan kudanya menuju pesisir Utara Pasuruan.
Setelah berhasil menguasai wilayah Pamotan, pasukan pimpinan Gajah Narapati terus bergerak kearah timur,
Tujuannya jelas menuju ke Wirabhumi.
Paramasora yg di kawal oleh beberapa pasukan tersisa terus menggebrak kudanya menyusuri pesisir Utara menuju Probolinggo.
Tepat ketika kuda kuda itu melewati gugusan bebatuan dipinggir pantai, tampak kelebatan bayangan sedang mengendap endap di balik bebatuan,tak kurang dari 50orang berseragam kedaton kulon rupanya telah mengepung tempat itu.
"Berhenti!! Keh keh keh.. Mau lari kemana kau Tikus Got!!"
Terkekeh Kebo Ungaran berdiri diatas sebongkah batu cadas pantai, dibelakangnya tampak menganga jurang yg cukup dalam dan ditumbuhi semak belukar cukup lebat.
Saat itu hari sudah mulai gelap,matahari sudah mulai terbenam dan menyisakan sedikit sinar kemerahan di langit.
Paramasora dan beberapa pengawalnya memang sdh tidak ada jalan lagi untuk kabur, tempat itu sudah dikepung oleh Kebo Ungaran dan pasukannya.
"Anak anak!! Ayo..Tangkap cecurut itu, jangan biarkan dia lolos lagi, kalo melawan bunuh saja!!" Teriak Kebo Ungaran lantang..
Maka secara bersamaan, seluruh prajurit Majapahit kulon itu segera menghambur menyerang Paramasora dan pengawalnya.
Tak Sampai dua puluh jurus berlalu, beberapa pasukan pengawal Paramasora sdh berjatuhan, maka ketika satu pukulan dahsyat Kebo Ungaran bersarang telak di punggung Paramasora, tak ayal, tubuh Paramasora terpental jatuh kedalam jurang yang ada di pantai itu..tubuhnya segera lenyap ditelan lebatnya semak belukar di dasar jurang.
Melihat junjunganya sudah jatuh ke dasar jurang, maka beberapa prajurit pengawal yg tersisa segera melarikan diri masuk ke dalam hutan.
"Tahan!!! Biarkan, jangan dikejar!! Cara yang terpenting kita sudah berhasil membinasakan Paramasora.
Anak anak, ayo kita pergi dari sini.!!" Perintah Kebo Ungaran ke pasukannya.
Ketika pertempuran berlangsung tadi, rupanya tanpa disadari, ada sepasang mata tajam mengamati jalannya pertempuran, tepat ketika tubuh Paramasora jatuh melayang ke dasar jurang, sosok misterius itu rupanya secepat kilat telah terbang menyambar tubuh Paramasora dan meletakkannya di dicelah batu yg tidak diketahui oleh Kebo Ungaran..
"Hemm... untunglah pukulan orang itu tidak benar benar telak menghantam dada dari pemuda ini.. Nafasnya masih ada.. Sambil mengusap dada Paramasora, sosok tua berambut putih itu menyalurkan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Paramasora yg masih belom sadarkan diri..
"Kalo diliat dari pakaiannya,pemuda ini pastilah bangsawan dari kedaton Wetan. Di dalam lipatan bajunya juga ada semacam lencana kerajaan kedaton wetan..
Mungkinkah dia seorang Pangeran???
Ohhh..entah lah..

Publisher : Bandar Uyah 

No comments:

Post a Comment