Selamat Datang Di Bandar Uyah

Monday, January 8, 2018

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM PERANG BLAMBANGAN 7

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM PERANG BLAMBANGAN 7

foto ilustrasi
Thomas Stanford Raffles dan Blambangan.
Catatan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menaklukan Blambangan senilai 80 ton emas, seperti ditulis J.K.J. de Jonge pada 1883, dikutip surat Gubernur Jenderal Reiner de Klerk kepada pemimpin VOC tertanggal 31 Desember 1781, juga menunjukkan perang ini adalah perang besar dan penting.
Sedemikian pentingnya sehingga VOC mengabaikan kegaduhan besar di Eropa ketika Napoleon mulai bergerak menguasai Eropa. Mengapa VOC sedemikian gigih mempertahankan Blambangan, mungkin karena takut Blambangan direbut Inggris? Atau karena hanya tinggal Blambangan di Jawa ini yang belum takluk kepada VOC sehingga menjai semacam duri yang harus segera dilenyapkan.
Akhirnya ketika rakyat Blambangan mengadakan perlawanan gigih, maka VOCpun melakukan Tumpas Kelor atau Genocida sebagaimana ditulis oleh Raffles.
"From that moment, the provinces subjected to its authority, ceased to improve. Such were the effect of her desolating system that the population of the province of Banyuwangie, which 1750 is said to have amounted to upwards of 80.000, was in 1811 reduce to 8000 (Sir Thomas Stanford Rafless.Hystory of Java 68)."
Sebuah pernyataan yang menggemparkan dan sampai saat ini menjadi perbincangan International (Kumar, Ann” Javanesse Histiographie in and of the colonial periode, a case study. Dalam Anthony Reid and David Maar (eds) Perception of the past in Southeast Asia, Kualalumpur 1979, 187206 via I Made Sudjana M A Nagari tawon Madu dan makalah DR. Sri Margana).
Tetapi rupanya VOC telah sampai pada titik nadir, VOC yang rakus mengeruk keuntungan, dan sangat kejam terhadap negeri jajahan ternyata tidak mampu membendung kerakusan pegawainya, mereka melakukan korupsi besar besaran, sehingga VOC deficit dan akhirnya VOC bangkrut pada tahun 1791.
Tiga tahun kemudian pada tahun 1794 Belanda menjadi jajahan Perancis (Napoleon Bonaparte) sampai tahun 1815. Dan Belandapun harus menyerahkan Nusantara pada Perancis, yang kemudian mengangkat Daendels menjadi Gubernur Jendral Nusantara. Maka bendera Belanda diturunkan dan bendera Perancis berkibar di Nusantara.
Perang antara Eropa dan Perancis rupanya tidak terbatas di Eropa tetapi juga terjadi di negeri Jajahan dan Nusantara tidak terlepas dari percaturan itu.
Nusantara tentu sangat diperhitungkan dalam kontribusinya ke Perancis, apalagi Daendels langsung menerapkan kerja rodi untuk membangun perkebunan, membuka jalan antara Anyer Panarukan untuk memperlancar arus logistik dari daerah pedalaman ke pelabuhan-pelabuhan. Semua itu dilakukan, untuk memeras Nusantara dan hasilnya digunakan untuk membantu biaya perang negeri Perancis di Eropa.
Keyakinan betapa pentingnya Nusantara bagi mematahkan kekuatan Perancis di Eropa itulah yang membuat Gubernur Jendral India Lord Minto, akhirnya menyetujui saran Stanford Raffles untuk merebut Nusantara. Dan akhirnya Inggris menguasai Nusantara.
Sir Stanford Raffles diangkat sebagai Letnan Jendral Gubernur Nusantara pada tahun 1811 sampai dengan 1816. Pada saat Sir Stanford Raffless menjadi Letnan Gubernur Jendral Nusantara.
Siapa yang menguasai Nusantara, dia yang memegang kendali dunia.
Bersambung...

Sumber Tulisan 
Publisher : Bandar Uyah 

No comments:

Post a Comment