Selamat Datang Di Bandar Uyah

Saturday, September 17, 2016

Dewi Dja [Soetidjah] dari Dardanella DARI BANYUWANGI HINGGA MENEMBUS HOLLYWOOD

Dewi Dja [Soetidjah] dari Dardanella 
DARI BANYUWANGI HINGGA MENEMBUS HOLLYWOOD
Banyuwangi dahulu adalah kota yang yang sangat disegani para seniman dunia.Banyak seniman dunia mementaskan pertunjukan seni di banyuwangi salah satunya adalah Dardanella pimpinan Piedro pria berkebangsaan Inggris keturunan Rusia yang sangat terkenal.hingga Dardanella bisa menembus Hollywood.Saat tampil di New Delhi,pertunjukan mereka disaksikan oleh Mahatma Gandhi dan juga filsuf serta sastrawan pemenang Nobel asal India. Rabrindanath Tagore. Selain New Delhi, mereka juga berpentas di Calcuta, Madras,dan Bombay
Seperti yang tertulis dari buku yang berjudul Gelombang Hidupku: Devi Dja dari Dardanella (1982) yang diterbitkan pada tahun 1982.
Dewi Dja lahir dengan nama Misria kelahiran Sentul, Yogyakarta 1 Agustus 1914 ini adalah perempuan Indonesia asli yang teramat sukar untuk ditemukan padanannya.Dia adalah aktris utama dari kelompok opera Melayu bernama Dardanella yang begitu mashyur di tahun 1930-1940-an.Waktu kecil bocah ini sakit-sakitan hingga oleh seorang dukun disarankan untuk diganti namanya. Nama Misria pun diubah oleh kakek neneknya menjadi Soetidjah
Sejak Kecil Soetidjah suka ikut perjalanan kakeknya berkeliling untuk mengamen.Kakeknya bernama Satiran.Dia adalah pemain gendang keliling dari jember.kakeknya pernah menjadi mandor perkebunan karet atau onderneming di daerah Jember, Jawa Timur. Namun dia keluar karena memaki atasannya. Setelah keluar,Satiran memilih untuk kembali kepada kecintaannya,mengamen atau mbarang keliling dari rumah ke rumah.
Atas bantuan seorang Arab bernama Muhammad Buchori dan keluarga Belanda bernama Meneer Heins, Satiran akhirnya membentuk stambul [Stambul merupakan jenis seni pertunjukan yang menyajikan cerita-cerita dari Istanbul Turki ] bernama “Stamboel Pak Adi”. Peruntungan rombongan stambul ini ternyata lumayan bagus. Kolaborasi nyanyian lagu Belanda yang dibawakan oleh keluarga Meneer Heins dan nyanyian Dewi Dja kecil mampu menyedot perhatian tidak hanya warga pribumi, melainkan juga orang-orang Belanda. Stambul ini telah dikenal luas di beberapa kota seperti Situbondo, Jember, Banyuwangi, Pasuruan bahkan Surabaya.
Saat Stamboel Pak Adi tampil di Rogojampi, Banyuwangi, kelompok Opera Melayu bernama Dardanella juga manggung di daerah yang sama. Dardanella sendiri saat itu sudah menjadi kelompok seni pertunjukan yang terkenal.Didirikan oleh Piedro Klimanov pada 1926 di Sidoarjo, setiap pertunjukkan Dardanella selalu dibanjiri penonton. Tokoh utamaDardanella saat itu adalah Miss Riboet II yang begitu terkenal dengan lakon “Kopi Soesoe”. Piedro adalah imigran asal Rusia yang bernama asli Willy Klimanov. Piedro mengawali perjalanan di dunia seni pertunjukan dengan bekerja di sebuah kelompok stambul bernama Komedi Stamboel yang didirikan oleh August Mahieu pada 1891. Setelah perjalanannya bersama Komedi Stamboel berakhir, Piedro lantas mendirikan The Malay Opera Dardanella. Nama ini sempat beberapa kali diganti, namun dari semua nama itu yang membawa peruntungan baik adalah Dardanella. Dardanella adalah nama sebuah selat di Turki yang dekat dengan kota Troy.
Singkat cerita, pentas di Banyuwangi mempertemukan Dardanella dengan Dewi Dja. Rupanya, diam-diam Piedro memperhatikan penampilan Dewi Djasaat menyanyikan lagu Kopi Soesoe bersama kelompoknya. Tak sekadar untuk urusan pertunjukan saja, beberapa waktu setelahnya, Piedro dengan bantuan Camat Rogojampi melamar Dewi Dja untuk diperistri. Dewi Dja saat itu baru berusia 14 tahun dan masih buta huruf. Dengan pergolakan keyakinan karena harus menikah dengan agama yang berbeda, Dewi Dja akhirnya menikah secara Katolik. Pernikahan ini secara praktis membuat Dewi Dja bergabung dengan Dardanella.Meskipun menikah secara Katolik,sepanjang hayatnya, Dewi Dja tetap mengaku Islam
Saat Dewi Dja berusia 17 tahun, Dardanella pertama kali bermain di luar negeri.Tur pementasan ini dinamai Piedro dengan Tour d’Orient.Dimulai dari Singapura, Opera Melayu ini melanglang buana ke negara-negara di lima benua.hingga ke Negeri Paman Sam diambil Piedro karena Amerika relatif lebih menjanjikan dan menjadi selebritis hollywood.Dari pergaulan di Hollywood ini, Dewi Dja berteman dengan selebriti Hollywood antara lain Greta Garbo, Carry Cooper, Bob Hope, Dorothy Lamour, dan Bing Crosby. Di samping itu dia juga bersahabat karib dengan Albert Lewin, sutradara dari film The Moon Sixpence yang bercerita tentang riwayat hidup pelukis Prancis, Paul Gauguin. Dalam film ini,Dewi Dja hampir menjadi aktris utama, namun karena bahasa Inggrisnya kurang fasih dia digantikan aktris lain yang bernama Doris Dudley.Meskipun gagal, dalam film ini Dewi Dja tetap mendapat peran pembantu dan mengajarkan tari kepada aktris utamanya.

Devi Dja meninggal di Forest Lawn Memorial Park (Hollywood Hills), Los Angeles, 19 Januari 1989 pada umur 74 tahun)


Sumber :  Group Fb :Banjoewangie Tempo Doeloe


No comments:

Post a Comment